Rabu, 29 Juli 2009

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup

A. Abiotik

1. Klimatik

a. Suhu
Kodisi suhu udara di bumi sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan dan bahkan manusia, karena makhluk hidup tertentu memiliki kriteria suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor utama bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.

b. Kelembaban Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

• Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.

• Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.

• Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air

• Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. 


c. Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses perkembangan dan mempertahankan hidup tumbuhan dapat berlangsung. Dan sangat banyak tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.

d. Curah Hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk pola-pola khas vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan.

2. Edafik

Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. Jenis tanah di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia. 
Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 
-Banyak mengandung unsur hara (zat yang dibutuhkan tanaman),
-Cukup mengandung air,
-Struktur tanahnya baik.
 
Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut : (Sumber : http://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/unsur-fisik-wilayah-indonesia-geografi.html)

1. Tanah Alluvial (tanah endapan) 
Tanah Alluvial adalah tanah yang terbentuk dari hasil pengendapan lumpur sungai yang terdapat di dataran rendah. Tanah ini tergolong sangat subut dan baik untuk daerah pertanian padi.

2. Tanah Vulkanik (tanah gunung api) 
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung api. 

3. Tanah Organosol (tanah gambut) 
Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa. Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa Sumatera, Kalimantan dan Papua. 

4. Tanah Humus 
Tanah humus dari pelapukan tumbuh-tumbuhan terutama di daerah hutan yang masih lebat, dan sifat tanah ini sangat subur. 

5. Tanah Podzolit 
Tanah podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur. 

6. Tanah Laterit 
Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara. 



7. Tanah Pasir 
Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang baik untuk pertanian. 

8. Tanah Mediteran (tanah kapur) 
Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.

3. Relief Muka Bumi
  Relief adalah suatu karakter bentuk atau bidang di mana ada bagian – bagian yang timbul dan tenggelam. Relief bumi adalah bentuk permukaan bumi yang tidak rata mulus seperti bola, di situ terdapat benjolan – benjolan dan cekungan - cekungan. Contoh adanya gunung, lembah dan lautan. Gunung, lembah dan dalamnya lautan ini membentuk relief bumi.
  Sehingga bentuk permukaan bumi sangat mempengaruhi persebaran makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup cenderung untuk mencari tempat hidup yang cocok bagi mereka. Mereka selalu berpindah bila permukaan buminya tidak sesuai dengan cara hidup mereka, apalagi bila adaptasi diri mereka terhadap lingkungannya tidak bisa berjalan baik.
  Contohnya tidak semua tumbuhan dapat hidup di sembarang tempat, misalnya ada tumbuhan yang hanya dapat hidup di atas ketinggian 1000 mdpl. Bila ditanam di bawah ketinggian tersebut pasti akan mati atau layu.

B. Biotik

1. Flora dan Fauna

Flora

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan juga ada yang sengaja dibudidayakan oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut : 
-Iklim
-Jenis tanah
-Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
-Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Adanya faktor-faktor tesebut, mempengaruhi keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tumbuhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.
 Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Pembagian berdasarkan Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut : 
• Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi, jagung, tebu, karet.

• Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.

• Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh, sayuran, kina, pinus.

• Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut : 
• Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

• Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. 

• Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 

• Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Steppa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan. 

• Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.


Jadi bila suatu tumbuh-tumbuhan habis maka makhluk hidup lain seperti manusia dan hewan akan berpidah tempat, karena sumber utama makanan mereka tidak ada. Dan untuk bertahan hidup maka makhluk hidup lainnya berpindah dan mencari tempat yang lain. Tumbuh-tumbuhan adalah siklus makanan yang paling bawah dan sangat mempengaruhi perkembangan hidup makhluk lain.

Fauna

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, iklim dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga akhirnya menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.
Dari sedikit keterangan di atas, maka tedapat pembagian Peta Wilayah Penyebaran Tumbuhan dan Hewan, Garis Wallace dan Weber, serta Enam Daerah Penyebaran Biotik di Dunia.

Garis Wallace Garis Weber
 Garis Wallace dan Weber adalah garis khayal yang dibuat sebagai garis pemisah antara tumbuhan dan hewan Asiatis/Oriental dengan Australis. Garis ini dibuat oleh ahli ilmu alam yang bernama Alfred Wallace dari Inggris dan Weber dari Jerman. Dari pembuatan garis Wallace dan Weber tersebut, maka di Kepulauan Indonesia terdapat tiga golongan tumbuhan dan hewan. Yang pertama, yaitu Asiatis/Oriental yang berada di sebelah barat garis Wallace. Yang kedua, yaitu peralihan yang berada diantara garis Wallace dengan Weber. Yang ketiga, yaitu golongan Australis yang berada di sebelah timur garis Weber.

Selain itu, Wallace juga membagi wilayah penyebaran tumbuhan dan hewan di dunia ini menjadi enam wilayah, yaitu Australi, Oriental, Paleartik, Neartik, Neotropical, dan Ethiopical.


2. Manusia
Persebaran manusia pada umumnya terjadi dengan penyesuaian lingkungan hidupnya. Manusia terkadang juga merusak atau mengekspoitasi lingkungannya sehingga sumber daya alam yang tersedia menjadi rusak atau bahkan punah, sementara manusia sendiri membutuhkan sumber daya alam tersebut. Hal inilah yang menyebabkan baik dari pihak manusia atau makhluk hidup lainnya berpindah tempat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hubunga timbal balik di sini sangatlah berperan dalam persebaran manusia khususnya di muka bumi ini.